School Bullying

 



"Kali ini aku ingin menceritakan pengalaman pribadi aku, yaaaa pengalaman fakta yang terjadi di sekelilingku. Aku mempunyai anak didik yang saat ini dia duduk di kelas 12 SMA. Dia bernama (Anisa) gadis cantik nan cerdas. aku bahkan sangat mengagumi sosok nya. setelah aku mendengar semua yang dia ceritakan, aku merasa dia sangat sangat beruntung."

Sore itu adalah jadwal ku mengajari dia bahasa inggris, dan ini kali pertama aku bertemu dengannya setelah beberapa kali hanya berkenalan lewat pesan singkat (WA). dan seperti biasa ketika baru pertama kali jumpa aku seberusaha mungkin membuatnya nyaman dengan ku,  dan ditengah - tengah pembelajaran aku mencoba memancing dia dengan beberapa pertanyaan, karena sebelumnya memang aku sudah penasaran ketika dia bilang "HOMESCHOOLING". Oke ini kali pertama aku menjumpai murid yang belajar di homeshooling. Awalnya, aku kira dia gadis yang super sibuk dengan kegiatan non akademiknya sampai sampai dia memilih untuk belajar di homeshooling. tapi ternyata aku salah, selama SMA dia pernah bersekolah di 2 sekolah formal. dan di dua sekolah ini PROBLEM yang dia dapat tetap SAMA yaitu BULLYING.


Yaa kita sangat tidak asing dengan kata "BULLY". Di jaman sekarang bullying sudah marak terjadi dimana - mana , bahkan sudah masuk di berbagai kalangan dari anak usia dini - sampai kalangan orang dewasa, di lingkungan sekolah ataupun  masyarakat. Mirisnya lagi para orang tua atau guru terlampau tidak peduli dengan problem ini, baik.. mungkin mereka akan peduli jika yang terkena bully adalah bagian dari keluarga mereka..

Okee.. kita kembali lagi dengan Anisa. Dia alumni dari SMP 3 M****g (kalau tidak salah), waktu SMP dia termasuk siswi yang cerdas dan pintar di sekolahnya, bahkan ketika lulusan tiba dia bingung untuk memilih sekolah favorite yang mana. keren bukan...

Akhirnya dia memilih SMAN 1 M****g untuk melanjutkan study nya. Awal dia bersekolah di sana semua berjalan dengan baik... dan teman-temannya pun juga baik. Sampai akhirnya acara tahunan sekolah tiba, para murid diwajibkan menyumbang untuk kegiatan yang akan diadakan di sekolahnya. Disitulah awal mula pembullyan terjadi. Para siswa - siswi yang high level berlomba - lomba untuk memperbanyak sumbangan dari orang tuanya (maksudku disini siapa yang paling banyak menyumbang dia yang paling di segani). Oke kalau aku jadi Anisa mungkin aku tidak akan perduli akan hal itu, yang penting hidupku tidak terganggu. Tapi disini penindasan untuk kaum-kaum menengah kebawah sangat menonjol, mereka yang high class merasa sangat berkuasa di sekolah itu. Penindasan yang Anisa dapat selama bersekolah di sana yaitu pembullyan secara verbal, non verbal, dan juga melalui Dunia Maya.

                 Related image
Awalnya aku heran kenapa dia tidak melaporkan tindakan - tindakan itu kepada guru-guru disana. Ternyata Anisa bilang "Percuma" kita semua cuma disuruh sabar untuk menghadapi pembullyan. 
Kalau aku boleh berkomentar, ini sangat-sangat tidak adil.. tidak manusiawi sekali. Saya tidak menyalahkan sekolah ataupun guru-guru disana.. tapi setidaknya jangan membuat mental anak Indonesia ini semakin buruk dengan adanya hal - hal semacam ini.

Sambil tersesakkan tangis dia bercerita bahwa dia pernah depresi menghadapi problem ini. dia sampai berganti-ganti Psikolog agar jiwa dan pikirannya dapat kembali seperti semula. Aku hanya diam sambil memandanginya dengan tatapan sendu penuh iba.. jelas aku ikut merasakan apa yang dia rasakan. Tak jarang dia kembali kerumah dengan pipi merah dan mata sembab bekas tamparan dan penganiayaan teman -temannya. Hingga ketraumaan dia mencapai level tertinggi, dia mulai takut untuk sekolah, mulai takut untuk bertemu teman-temannya, bahkan takut untuk bertemu dengan orang-orang baru.

Saya berfikir kita sangat sulit jika harus mengatasinya. Tapi tidak untuk mencegah agar generasi selanjutnya bisa terhindar dari sifat pembully dan dibully. Beberapa dari kita mungkin menganggap ini adalah hal yang sangat sepele. Tapi apa kita tau hal sepele ini dapat merusak kehidupan seseorang bahkan, tak jarang hidup seseorang berakhir hanya karena ini.


Menurut research yang pernah saya baca tentang bullying ini.  Peran orang tua dan orang orang terdekat sangat penting dalam perilaku bullying ini. Beberapa research mengatakan bahwa penyebab anak menjadi seorang pembully adalah pola asuh orang tua yang sangat otoriter dan sering menggunakan hukuman fisik, ini akan membuat anak mencontohkan atau menirukan  apa yang dilakukan oleh orang tuanya kemudian mempraktekkan kepada teman-temannya. Tidak hanya itu Peran orang tua dalam mendidik atau memberikan asupan ilmu kepada anaknya juga sangat penting, seperti ketika anak menonton tv, bermain gadget, bermain game,orang tua harus mendampingi dan mengawasi apa yang anak mereka tonton dan mainkan.

Karena sebenarnya perilaku bullying sudah di tunjukkan melalui kartun-kartun, games dan acara-acara yang ada di televisi.
Kita ambil saja contoh Film kartun DORAEMON, disana kita bisa melihat karakter Giant yang menunjukkan perilaku bullying, dia membully Nobita seperti memukul, mengancam, ketika keinginannya tidak sesuai atau terpenuhi. Disini anak-anak yang menonton kartun tersebut secara otomatis akan memorizing perilaku-perilaku tersebut.  Nah.... peran orang tua disini sangat penting dalam mengawasi dan menghandle semua yang anak mereka kerjakan dan lakukan. Orang tua wajib memilah tontonan dan permainan apasaja yang wajib dan tidak untuk anak mereka.

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah dengan memasukkan anak anak mereka ke berbagai aktivitas-aktivitas positive yang dapat menaikkan kepercayaan diri mereka tumbuh dengan baik. Selain itu juga, orang tua harus aware dengan segala sesuatu yang terjadi pada anak anak mereka, sehingga apabila ada suatu permasalahan, orang tua bisa mendeteksinya sejak dini.

Sebenarnya perilaku bullying ini bisa dihilangkan, dengan memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, terutama untuk remaja-remaja yang tidak berada dalam perlindungan / tanggung jawab institusi tertentu. Karena itu, kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting disini..
seperti orang tua, sekolah dan masyarakat.



Terimakasih yang sudah menyempatkan baca tulisan saya :)







You Might Also Like

0 komentar

Playing Music

Everybody knows about music. Not only teenagers but also children to parents know about music. They sing, play an instrument, and listen t...