Merah, biru, hijau dan ungu warna lampu tiang tugu pahlawan kala itu. Gemericik air dari air mancur danau
terdengar sampai ke ruftop tempat aku bekerja. Malang pukul 11 malam ternyata
sangat dingin ya. Bukan hanya karena cuacanya saja tapi karena udara setelah
hujan yang membuat semua orang otomatis memakai jaket tebal jika hendak
bepergian. Dari sini aku bisa melihat
sudut lain dari kota malang. Gedung-gedung tinggi, lampu kota, dan sorot
lampu-lampu kendaraan. Yang kalau dari kejauhan akan nampak seperti
segerombolan kunang-kunang di pekarangan rumah nenek.
Dan aku, duduk di
antara sudut lain kota malang. Sambil memesan
segelas coklat panas, aku meminumnya sepersekian menit sekali. Yaaaa sekedar
meringankan isi kepalaku, yang sudah lelah karena sudah seharian tadi mencerna
mata kuliah yang sama sekali tidak aku pahami. Sama seperti kamu, sulit untuk
aku pahami, sulit untuk aku prediksi. Namun,bedanya kamu adalah sebuah hal yang
hanya ingin saja aku pahami. Tanpa merasa ada tuntutan apapun, tanpa ada
tuntutan harus lulus, beserta embel-embel IPK yang tak boleh di bawah rata
rata. Kau ini nyata, maka dari itu aku ingin pula menjadi sosok yang
nyata. Sosok yang slalu ada meskipun
hari masi pagi buta, kamu yang bhkan masih mengucek-ucek mata dan aku yang
masih memakai piama. Aku ingin menjadi sosok yang menggenapkan kita, menjadi
sosok yang mudah di cerna dan menjadi sosok yang layak di perjuangkan.
0 komentar