Setahun yang lalu di hari yang sama, saya dan kamu masih jadi ikatan yang satu. Setahun yang lalu di hari ini kita cuman tau perasaan suka, dimana rasanya ada banyak bunga bermekaran. Nunggu chat kamu hahahah sebenernya ga nunggu-nunggu banget sih, karena kamu balesnya cepet banget. Youre really good listener and talker. Nggak di chat atau nelfon, rasanya kamu sangat ahli dalam keduanya, dua-duanya menyenangkan. Aku ga pernah kenal kata bosan kalau itu ada hubungannya sama kamu, perasaan itu, perasaan yang kalau aku inget sekarang kayak gini, aku masih inget betul rasanya gimna, waktu kamu ngambek kalau aku bales chat nya lama, padahal ga sampe 2 menit, waktu kamu tiba tiba nelvon berkali-kali kalau aku ngga ada kabr, takut aku marah, padahal kamu yang lebih sering marah.
Dulu aku selalu benci sama sifat marah kamu, yang sediki dikit ngambek. yang kayaknya ga pernah ngerti aku, sekarang itu yang paling aku kangenin, kangen berantemnya, kangen nungguin kamu kerja sampe pagi, huft udah lama ya. Waktu memang cepat banget, semua berubah juga dengan cepat, dulu tiap detik hidupku isinya cuma kamu, maupun di dunia nyata atau maya semuanya milik kamu. Sekarang ga gitu ya, aku sungkan kalau mau menyapa, bahkan untuk bertanya hal yang serius aja aku ragu, setakut itu untuk gangguin kamu. Kalau dulu aku dengan cuek nya nelvon kamu jam berapapun, karena aku tau kapanpun aku telvon pasti kamu angkat.
Kadang perasaan bodoh ini buat aku seneng sih. Kayak dulu waktu kamu minta ke aku bahwa hubungan ini ga akan bisa di bawah kemana mana, waktu itu yang ada dipikiranku hanya "please jangan secepet ini selesainya, terlalu sebentar, terlalu singkat". Aku terlalu bodoh waktu itu, bodoh karena terlalu nurutin perasaanku yang akhirnya milih kamu padahal harusnya ga gitu. Bodoh untuk mengira hubungan kita waktu itu punya masa depan, padahal ke hari besok aja kita g bisa, untuk melangkah satu langkah aja kita ga bisa. Ketika aku ngerasa aku udah ketemu orang yang tepat tapi ternyata dunia mandangnya ga gitu.
Setahun yang lalu di hari ini, aku jadi orang yang paling bahagia. Setahun lalu juga di hari ini aku minta kamu mikir sekali lagi buat ga menyudahinya di hari ini, tapi kamu tegas bilang ga bisa, kita ga akan bisa, kita ga mungkin. kamu yang realistis dan aku yang hidup diimajinasiku sendiri, kamu yang terlalu logis dan aku yang terlalu pakek hati. Dulu aku kira kamu orang yang sempurna, dan aku kira kamu orang yang selama ini aku cari, untuk teman mungkin iya tapi untuk pasangan kamu buruk.
Karena kamu g kenal kata berusaha, ga seperti yang mereka bilang, ya mungkin kamu tau kali ya ga semua yang di usahakan bisa ada hasil baiknya dan ketika tau hasilnya ga mungkin, kita ga perlu coba-coba lagi dan itu yang kamu pilih. Kamu bilang itu yang terbaik, kamu bilang itu pilihan kita berdua waktu itu, ngga.... itu pilihan kamu, aku ngga pernah milih itu, aku ngga pernah milih untuk berada di kisah yang patah lagi. Pilihan terbaik itu sebenernya cuman buat kamu, bahwa ga pernah ada kita, semua yang kamu putuskan di hubungan kamu sama aku itu kamu sendiri yang milih dan yang paling bodoh adalah, adalah aku tetap menanti.
Dulu aku selalu ngira, jarak paling jauh itu keyakinan kita terhadap sesuatu, ternyata aku salah, jarak paling jauh yang bisa ditempuh manusia itu adalah ketakutan, aku memilih untuk melampaui ketakutan itu tapi kamu nggak, kamu berhenti tepat di garis awal ketika ketakutan itu menyapa kamu padahal aku sudah mengajakmu berlari lebih jauh lagi, lagi-lagi karena kita terlalu beda, aku yang cuma bisa pakai perkiraan dan kamu yang selalu tepat pasti dalam perhitungan. ngak papa, aku masih ingat rasanya dan itu yang paling penting. Karena aku kira cuma kamu doang yang punya super memori ternyata aku juga punya. Kamu memang banyak mengingat, tapi sekarang kamu yang memilih melupakan.
0 komentar