Verbal Sexual Abuse

"Sebelumnya saya memohon maaf jika ada pihak-pihak yang merasa sakit hati di postingan saya kali ini, saya tidak bermaksud untuk menyebarkan atau mencemarkan nama baik, akan saya samarkan nama dan identitas untuk melindungi nama baik-nya"





Maaf jika tulisan saya tidak karuan dan banyak tidak jelasnya.


        Bulan November tahun 2019, saya mendapat kabar bahwa saya di terima di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Hukum. Dengan banyak keraguan di kepala saya, saya tetap menerima dan menjalankan pekerjaan itu. Hari pertama saya bekerja, saya masih canggung, masih malu-malu. Sulit sekali peradaptasi disana untuk hari pertama saya kerja, dengan orang-orang yang cukup highclass menurut saya. Dipikiran saya saat itu, saya harus menjaga image saya dengan baik. Saya duduk di meja dan memandangi ruangan saya. Tidak ada tugas saat itu, cukup membuat saya bingung. Selang beberapa lama atasan saya memanggil saya untuk pergi ke ruangannya dan mengabari kalau training di mulai besok pagi, saya hanya mengangguk dan kemudian kembali ke meja saya. Tidak lama kemudian atasan saya memanggil lagi untuk datang ke ruangannya, beliau hanya meneruskan pertanyaan-pertanyaan yang pada saat wawancara belum terjawab, sambil mengobrol kecil katanya. Kemudian saya kembali lagi ke meja dengan mempelajari hal-hal yang harus saya pelajari. Belum sejam saya duduk di meja saya, atasan saya memanggil lagi untuk datang ke ruangannya. Kali ini beliau mengajak ngobrol saya selayaknya teman, tetap saja saya canggung. Kejadian saya di panggil berulang-ulang kali itu mungkin lebih dari enam kali pada hari itu, sebenarnya cukup membuat saya jengkel.

        Hari ketiga saya bekerja, saya mengikuti training dengan lancar. Kali ini beliau (bos saya) tidak menyuruh saya ke ruangannya, tetapi dia langsung datang ke ruangan saya dan mengajak saya mengobrol hal-hal yang cukup pribadi menurut saya. Saya belum menanggapinya dengan serius saat itu, tidak ada pikiran buruk yang melintas untuknya. Pekerjaan yang seharusnya menjadi Jobdesc saya semuanya di kerjakan sendiri olehnya. Seringkali saya meminta pekerjaan saya sendiri yang mengerjakan tetapi kalimat ini yang selalu dia lontarkan "Udah gpp, kamu duduk aja nnt capek". Selang beberapa lama, jam sudah menunjukkan jam makan siang, saya dan teman saya bergegas untuk membelikan makanan untuk bos dan karyawan lain. Iya, disini di biasakan makan siang bersama satu menu. Satu yang saya ambil dari kegiatan selalu makan siang bersama, kita bisa tetep dekat satu sama lain.

    Masuk Hari kelima saya bekerja, beliau tetap datang ke ruangan saya. Dia bercerita banyak tentang pengalamanya, tentang anak dan keluarganya. Btw, dia laki-laki berumur 30-an, istrinya baru saja melahirkan anak keduanya bulan lalu. Dia bilang dia sudah 9 tahun berpacaran dengan istrinya sampai akhirnya mereka menikah. Ayahnya salah satu rektor di Universitas yang sangat ternama di Malang. Tidak lupa dia juga mengorek-orek semua tentang saya, selalu saja memancing agar saya juga bercerita tentang kehidupan saya, termasuk kisah percintaan saya. Saat itu, dia meminta saya untuk menunjukkan foto pacar saya. Tidak saya tunjukkan dan dia terus memaksa sampai akhirnya dia mencari di sosial media saya. Dia tidak menemukan apa yang dia cari, hahaha iya saya tidak suka mempublish hubungan saya di sosmed. Selang beberapa lama saya geram karena dia tidak kunjung pergi dari ruangan saya, akhirnya saya turuti saja apa yang dia mau saat itu, dengan pikiran agar dia cepat pergi. Ternyata dugaanku salah, beliau menjadi peramal setelah saya melihatkan foto itu. Saya tetap berpikiran baik terhadapnya saat itu, saya pikir dia jauh lebih berpengalaman dalam hidup dan asmara karena umurnya terpaut sangat jauh dengan ku.

    Sesudah makan siang, kita (seluruh karyawan) masih duduk bersama di ruang makan, masih mengobrol satu sama lain, tidak lama kemudian bos datang, dan lagi lagi mengajak saya mengobrol. Topiknya saat itu adalah kemana saya suka berlibur, dan benar beliau mengajak untuk berlibur ke pantai, sontak saya jawab iya karena dipikiran saya semua karyawan akan di ajak, karena dia mengajak di depan seluruh karyawan. Tapi ketika saya tanya "kita ke pantai bareng-bareng satu kantor kan pak?" dan dia jawab "mobil saya cuma cukup 2 orang aja. kalau ajak orang satu kantor mana cukup". Saya langsung diam dan merasa malu sama orang-orang di sekitar. Jam menunjukkan pukul 3 sore, waktunya istirahat sholat ashar saya bergegas ke mushola saat itu. Setelah saya dari mushola, saya duduk di ruang tamu sambil bermain hp. Bos saya datang dan bertanya hal-hal pribadi saya, seperti "apakah kamu pernah pergi ke club?", "apakah kamu pernah minum?". Dan ketika saya menjawabnya "Tidak pernah semua" dia cuma bilang "ngapain aja kamu waktu kuliah? pulang pergi ke musholah terus ya kamu". Saya tidak menjawab apapun lagi dan langsung pergi ke ruangan saya. 

    Jam menunjukkan pukul 5 sore, waktunya saya pulang. Pada saat saya membereskan barang-barang saya dan bersiap untuk pulang, dia menyuruh saya keruangannya. Dia ingin mengobrol lagi dengan saya, tetapi saya bilang saya akan segera bertemu dengan mama dari pacar saya jadi saya tidak bisa lama-lama, dengan lancar dia berkata "nggausah wes aku mau ngobrol penting soalnya". Dan benar kali itu dia mengajak ngobrol yang cukup serius (perihal bisnis). Dia bilang akan memberikan saya modal yang menurut saya itu cukup banyak. Sebelumnya, kita pernah ngobrol mengenai bisnis, iya saya bercerita tentang bisnis saya. Tetapi saya tidak pernah bilang kalau saya membutuhkan modal untuk bisnis saya. Dan sekarang tiba-tiba dengan gampangnya meminta izin saya untuk memberi modal. Bingung harus ngapain saat itu, berkali-kali dia meminta nomor rekening saya, tetapi saya selalu menolak dan bilang "saya belum membutuhkan uang pak, kalaupun nanti saya membutuhkannya saya masih bisa handle dari gaji saya, saya juga nggak mau masukin orang lain ke bisnis, karena nanti resiko yang saya tanggung berat." 

      Hari ke enam saya bekerja, kali ini saya sengaja datang pagi-pagi sekali. Tetapi bos saya datang mendahului saya, tidak biasanya dia datang sepagi ini. Dia langsung tidur dan bermain game di ruang tunggu tamu dan menyapa saya. Seperti biasa saya selalu membersihkan apapun yang menurut saya kotor, apalagi ruangan yang biasanya di datangi tamu. Ketika saya menyapu dia bertanya saya memakai parfum apa, kenapa enak sekali, saya menjawab seadanya saja. Hari itu kantor sangat sepi, semua karyawan sedang ke lapangan dan di kantor hanya tinggal saya dan bos. Tidak lama kemudian bos datang ke ruangan saya, dia meminta saya untuk memijati tangannya yang sakit, saya menjawab saya tidak bisa memijat dan saya tawarkan untuk memakai salonpas, saya akan membelikannya segera. Tetapi dia menolak dan bilang kalau dia tidak suka dan tidak biasa memakai itu. Saya sudah mencari banyak alasan untuk menolaknya saat itu, tetapi dia tetap kekeuh ingin di pijat di tangannya. Akhirnya saya turuti apa yang dia mau, dan dia berkata "Enak gini, gitu bilangnya ga bisa" saya diam dan memberhentikan pijatan saya, dia terus merengek ingin terus di pijat. Tidak lama kemudian dia kembali ke ruangannya, tapi hanya beberapa menit dan setelah itu menghampiri saya lagi dan meminta saya untuk memijati pundaknya dengan bilang "saya ada client habis ini, kalau punggung dan tangan saya masih sakit gini mana bisa ketemu client, ini client penting, masak kamu nggak mau bantu, kamu kan lagi nggak ngapa-ngapain". Saya turuti dan memijatnya saat itu, sambil saya memijat dia mengajak ngobrol saya tentang hal-hal yang menurut saya sangat sensitive sekali, dia bertanya pernah ngapain aja saya selama pacaran?, apakah pacar saya juga selalu di pijat seperti ini? dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan kotor yang di lontarkan, dan saya tidak menanggapi pertanyaan itu. Tidak lama kemudian dia meminta saya memijati telapak tangannya, tetapi tidak lama saya memijati itu dia menarik telapak tangan saya dan mencoba meramal saya, dia bilang "Kamu ini orangnya dominan ya?" saya menjawab "hah maksudnya dominan? ohh maksdnya selalu pengen mempimpin sesuatu dalam pekerjaan?". "ya itu juga, tapi maksd dominan disini itu kamu selalu pengen di atas kalau lagi bermain sexs, dan pasti pasanganmu puas". sontak saya lepaskan tangan saya dan diam. Jujur saya shock saat itu, pengen nampar tapi ingat dia bos saya dan lagi saya sedang sendiri di kantor. Saya memutuskan kembali ke ruangan saya dengan gugup dan gemetar, saat itu saya langsung menghubungi saudara dan sahabat sahabat saya dan menceritkan apa yang baru saja saya alami (termasuk ke pacar saya). Tetapi sedihnya respon pacar saya tidak membuat saya tenang saat itu, dia memaki-maki saya, saya merasa kotor sekali dengan kalimat-kalimat yang dia lontarkan saat itu. Saya gugup dan takut, akhirnya saya memutuskan untuk ke musholah padahal jam belum menunjukkan waktunya sholat dzuhur, dan lagi saya sedang tidak sholat. Saya menangis sejadi-jadinya di musholah. Menangis bukan karena saya baru saja mendapat hal yang kurang enak dari atasan saya, tetapi karena pacar saya memaki-maki dan berfikir saya sekotor itu. Tidak banyak yang saya butuhkan saat itu, hanya kalimat-kalimat yang menenangkan dari orang yang saya cinta. Tapi saya mendapatkan sebaliknya, kecewa dan menyalahkan diri sendiri akhirnya. Tetapi disisi lain saya juga berfikir mungkin dia (pacar saya) terlalu khawatir dan sayang kepada saya sampai akhirnya bersikap seperti itu.

        Saya memutuskan kembali ke kantor setelah 2 jam di musholah. Berharap teman-teman sudah kembali ke kantor. Tapi ternyata mereka belum juga kembali, Saya duduk di kursi tamu memandangi jalan sambil gemetar, gugup dan takut. Berharap teman- teman saya cepat datang. Bos mendatangiku dan berkata makan siang sudah siap, dia baru saja membelikannya. Tidak biasanya dia membelikan makan siang untuk karyawan, dan kali ini dia menyiapkan makan siang dan meminta saya makan berdua dengannya lengkap tersedia di ruang makan, tetapi makanannya hanya untuk berdua. Saya menolak dan bilang "nanti saja pak nunggu temen-temen". saya bingung dan tidak tenang saat itu akhirnya saya memutuskan untuk keluar lagi, tapi bingung mau kemana, saat saya hendak keluar kantor dia memergoki saya dan bilang "kamu ini mau kemana se ilang-ilang terus dari tadi" saya menjawab "ada teman saya di depan, jadi mau saya temui" saya akhirnya kembali ke mushola sambil menelpon salah satu teman saya agar cepat kembali ke kantor.

        Keesokan harinya saya memutuskan resign dari kantor itu, saya mengirimkan pesan panjang lebar yang berisi semua uneg-uneg saya dengan di bantu salah satu sahabat baik saya. Tidak lama kemudian beliau langsung telvon dan mengirimi saya pesan berkali kali. Isi pesannya sangat tidak bisa di bayangkan, bukan seperti atasan dan bawahan, tetapi seperti laki-laki yang di putuskan pacarnya. Saya tidak menjawab apapun pesan dan panggilan itu, saya langsung block semua social medianya termasuk instagram. Tetapi sore harinya ketika saya login dan bermain salah satu games (Mobile Legend) dia mengajak saya bermain berkali-kali tetapi selalu saya reject. Dan akhirnya dia mengirimi saya pesan "Udah dong marahnya, ayok kita main, mau sampe kapan marah terus". See, he's not a good leader. 
    






You Might Also Like

0 komentar

Playing Music

Everybody knows about music. Not only teenagers but also children to parents know about music. They sing, play an instrument, and listen t...